Qauluhu Ta’ala fi kitabil karim: Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu; dan berqurbanlah. (Qs. Al-Kautsar, 108: 2)
Alhamdulillah puji syukurku selalu teruntuk Dia Sang Maha Pemurah dan Penyayang, yang setiap waktu tiada henti-hentinya selalu mengalir rahmatNya kepada kita, hanya Dialah yang memberikan segalanya untuk kita (Rahamatal Lil ’Alamin) karena sampai detik ini kita masih diberi kesempatan untuk bertemu dengan ‘Ied Adha kembali. Tentu merupakan satu moment yang tepat untuk menikmati kenikmatan dan kebahagiaan yang tiada terhingga bahwa pada hari ini kita merayakan hari raya ‘Ied Adha, hari raya terbesar yang mana seluruh hamba kaum muslimin diseantera pelosok dunia bersama-sama mengumandangkan deangan alunan triple “T” (Takbir, Tasbih, dan Tahmid) seraya sebagai bentuk dan sarana dari rasa syukur kita terhadap kebesaranNya (bersifat Internasional).
Ibadah pada umumnya lebih banyak dipahami sebagai hal-hal ritual semata. Ketaqwaan seseorang atau umat hanya di ukur dari seberapa sering dia shalat, puasa, berangkat haji atau seberapa banyak dia mengeluarkan zakat. Betapa banyak di antara kita disibukkan dengan urusan ibadah-ibadah mahdlah ini tetapi mengabaikan kemiskinan, kebodohan, kelaparan dan kesulitan hidup yang diderita saudara-saudara seiman.
Dan sudah merupakan sebuah rutinitas bagi kaum muslimin pada tanggal 10 Dzulhijjah merayakan ‘Ied Adha sebagai bentuk (ritual sholeh) sarana dari rasa pendekatan diri terhadap Yang Maha Kuasa. Amien 3x ya Rabbal ‘Alamien semoga segala bentuk amal kebaikan kita mendapat restu dariNya, sehingga kita tetap menjadi hamba yang selalu mendapat kasih sayang dariNya.
Dengan tibanya bulan Dzulhijjah ini kaum Muslimin akan bersuka cita, tapi rasa itu tidak hanya bisa dirasakan bagi sebagian orang yang telah mampu dan berhasil menunaikan ibadah haji (sebagaimana arti dari bulan Dzulhijjah), akan tetapi insan yang ada di tanah air juga merasakan hal yang sama karena akan menyambut hari raya ‘Ied Adha. (Emangnya kalian pikir cuma antum2 yang naik haji aja yang merasa seneng dan bahagia?? kami2 juga bahagia dengan adanya hari raya ‘Ied Adha dunkkkkkkkkk)
Sebagaimana diriwayatkan dalam sebuah hadits: Dari Aisyah r.a sesungguhnya Nabi Saw bersabda: “Bahwa tidak ada amalan manusia pada hari raya adha yang lebih dicintai Allah SWT, selain mengalirkan darah hewan (maksudnya : menyembelih hewan qurban)” (HR Ibnu Majah dan Tirmidzi,… dan di katakan Hadits Hasan Ghorib (hadits hasan yang hanya punya satu riwayat). (Tu kan,,,,!!! Antum2 sekalian udah pada berQurban kambing apa belum???? Secepatnya dunkkkkkk.)
Makna utama hari raya ‘Ied Adha adalah adanya kesediaan untuk berkorban sebagaimana ditunjukkan Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail. Dalam ibadah qurban, kembali Nabi Ibrahim tampil sebagai aktor pertama yang mendapat ujian pengorbanan dari Allah swt. Ia harus menunjukkan ketaatannya yang totalitas dengan menyembelih putra kesayangannya yang dinanti kelahirannya sekian lama. Begitulah biasanya manusia akan diuji ketaatan kedaNya dengan apa yang milki dan yang paling ia cintai dalam hidupnya. Dalam hadits lain disebutkan yang inti dari isinya: “ shodakah yang besar pahalanya itu adalah memberikan sesuatu yang sangat dicintai”, (tapi kalo sesuatu yang sangat dicintai itu adalah seorang istri sendiri boleh dishadakahkan atau diQurban kali ya ya?????? Jawab aja sendiri,,,,,,!!!!)
Sebagaimana tertuang dalam sebuah hadits: “Tidak beriman kepada-Ku seorang yang tidur malam dalam keadaan kenyang, sementara tetangganya lapar dan dia mengetahui” (HR. Bazzar dan Thabarani, Hadis Hasan), (bener kan apa yang kubilang!!!!!!! Emangnya antum2 mau di identik dengan orang yang gagal dalam spiritual (beriman)??? Tentunya sangat tidak munkin kan!!!!!!).
Dari tahun ke tahun secara kuantitas orang yang menyembelih hewan qurban terus mengalami peningkatan. Hal ini dapat diketahui dengan banyaknya hewan yang disembelih pada hari raya itu. Suatu realitas positif yang patut kita syukuri bahkan berbangga hati, ternyata kesadaran umat Islam untuk berqurban terus mengalami lonjakan. Sebenarnya tidak ada yang berubah dengan perayaan Idul Adha tahun ini dengan tahun-tahun sebelumnya. Hanya saja perayaan Idul Adha yang jatuh pada minggu pertama akhir tahun 2008 ini seakan mengingatkan kita untuk dapat berkaca kembali pada diri kita masing-masing; apakah kita sudah saleh secara sosial?
Ibadah Idul Adha hanya datang sekali dalam setahun. Hari raya qurban merupakan moment yang tepat untuk memulai mewujudkan kepedulian kita untuk menyisihkan sebagian dari rizki yang dimiliki kepada saudara-saudara kita yang tidak mampu. Marilah kita senantiasa membantu mereka yang berada dalam kesusahan guna meringankan beban hidup dan sekaligus mampu menjadikan masyarakat di sekitar mendapatkan penghidupan yang lebih baik. Jangan sampai perilaku ibadah yang ritualistik itu hanya menjadi pelengkap sandiwara kesalehan yang menggelikan. Disamping itu, biar saudar-saudar kita (dhuafa’) sekali-kali juga pernah merasakan bagaimana rasa enaknya makan sate. Yach bener sekali namanya sate, karena pada realitasnya hadiah daging Qurban yang mereka dapet dibakar dan jadilah sate
Dari sinilah akhirnya qurban menjadi begitu bermakna. Al-afdhal bagi kaum dhuafa di daerah yang jarang bahkan tidak pernah sama sekali merasakan nikmatnya sekerat daging qurban akan bergembira dan berucap penuh syukur ketika mereka mendapatkan jatah untuk mencicipi daging qurban. Akhirnya tali kebersamaan (ukhuwah Islamiyah) di antara kaum muslimin terjalin dengan baik yang berartipula umat Islam akan menjadi semakin solid.
Semoga tulisan ini memberikan hikmah dan pelajaran yang berharga buat saya pribadi dan kita semua untuk selalu perduli terhadap lingkungan sekitar, menularkan kebaikan dan saling tolong menolong dalam hal kebaikan. Hal ini juga sesuai dengan ajaran agama Islam bahwa sebaik-baiknya manusia adalah yang berguna dan memberi manfaat bagi yang lain. saya ucapkan selamat hari raya Idul Adha 1428 H, mohon maaf lahir dan bathien, semoga momentum hari raya qurban ini dapat membakar semangat kita untuk mau berbagi dengan sesama, amien. Dan semoga pula dari segala bentuk ritual sholeh kita mendapat ganjaran pahala yang setimpal dariNya, dan semoga dengan Qurban yang kita berikan menjadi tambahan rahmat serta rizqi yang halal. Biar tahun depan bisa berQurban lagi, dan bagi yang belum mampu semoga secepatnya diberi rizqi yang halal biar juga sama-sama merayakan Qurban. Dengan begitu jatah untuk kaum dhu’afa’ tambah banyak ,,, amien 3x ya Robbal ‘alamien…….!! Al-baqarah. (alfatihah) hee hee,,,,,,,,,,,!!! 2009x.
Komentar